Perjalanan Belajar GNU/Linux

Semua butuh perjuangan disertai proses yang panjang....

Kini tepat tanggalnya 27 Desember 2 tahun silam (2010), awal mula saya memutuskan menggunakan Linux seperti pernah terurai singkat di postingan sebelumnya Sekilas Coretan. Jalan ini saya dengan keinginan yang kuat untuk merdeka (dalam hal software), perjalanan yang mahal (bagi saya) mengingat belajar Linux tanpa ada komputer. Apa yang terpikir saat itu hanyalah ingin belajar walau tanpa fasilitas.

Mengenang dimana perjalanan itu saya geluti dengan niat yang kuat untuk bisa, ingin bisa seperti orang yang punya fasilitas komputer, ingin bisa layaknya seperti orang yang punya pendidikan tinggi. Emm... walau semua terlihat aneh, namun tak juga bisa meredupkan keinginan saya untuk bisa.

Diawali dengan keseringan berselancar didunia maya melalui warnet, seringnya mencari tau informasi terkini tentang perkembangan perangkat lunak komputer tak jarang membaca tentang perkembangan Linux juga hanya sekedar menambah pengetahuan biar tak terlihat bodoh.

Menghabiskan waktu 2 jam dalam semalam terkadang bisa sampai 4 jam bahkan lebih dengan biaya sewa jasa warnat Rp. 4.000/Jam. Tak pernah saya bayangkankan berapa biaya warnet bisa saya habiskan dalam sebulan karena tidak pernah saya hitung. Perjalanan dimulai dengan modal sebuah pendrive ukuran 4gb, yang didalamnya sudah ada Virtualbox under Windows serta iso Linux. Jika teringat untuk mencoba 1 distro Linux malam ini saya unduh dan malam besoknya saya coba melalui Virtualbox.

Tak banyak distro Linux yang saya coba kala itu, mengingat keterbatasan waktu. Mengawali dengan beberapa distro besar seperti Ubuntu, Fedora, Slackware dan Debian, ini berjalan hingga 5 bulan. Pada akhirnya harus memutuskan diantara 4 distro tersebut salah satu harus dijadikan pilihan untuk dipelajari lebih lanjut dan pilihan jatuh pada Debian. Belajar dari banyak tutorial yang bertebaran dalam ruas-ruas dunia maya baik dalam bentuk tulisan dan terkadang dalam bentuk video. 

Gerilya kewarnet-warnet ini berlangsung selama 9 bulan, dalam kurun waktu tersebut saya pergunakan untuk belajar belajar dan belajar. Tak jarang juga pusing tak tau harus bagaimana mempelajarinya. Sempat juga  berhenti selama 1 bulan, menenangkan diri mencari ide-ide lain untuk terus belajar tanpa menghabis jam-jam malam di warnet yang terasa bising dengan suara para maniak game.

Hingga akhirnya solusi yang terpikirkan untuk memiliki laptop, emm... perjalanan dilanjutkan dengan kredit laptop. Alhasil pembelajaran dilanjutkan hingga mengambil kesimpulan mendalami Linux dengan cara memberanikan diri bergabung dengan Proyek BlankOn.

Dalam bulan Desember bagi orang Aceh mungkin punya 2 agenda besar, tanggal 26-Desember menjadi hari mengenang dimana peristiwa maha dahsyat yang tercatat dalam sejarah dunia peristiwa gempa dan tsunami (Ie Beuna), serta tanggal 27-Desember menjadi hari untuk mengenang Haul Sulthan Iskandar Muda yang tercatat dalam sejarah dunia membawa Aceh kepuncak kegemilangannya, dan tanggal 27-Desember bagi saya pribadi juga harus mencatat untuk mengenang perjalanan serta perjuangan awal mempelajari Operating System GNU/Linux.



Banda Aceh, 27 Desember 2012
Mahyuddin Idram Ahmad
Previous
Next Post »
Thanks for your comment